Kamis, 23 Juli 2009

CARA MEMBACA ALAT UKUR

Pada dasarnya, besarnya energi yang telah dipakai oleh pelanggan ditunjukkan dengan angka-angka (register) yang tertera pada alat ukur kWh meter.

Jumlah pemakaian yang sebenarnya dihitung berdasarkan angka-angka yang tertera pada register sebelumnya (awal) yang dikurangkan terhadap angka-angka yang tertera pada register terakhir (akhir) atau dapat dinyatakan dengan rumus kWh = (selisih pembacaan meter kWh) x Faktor Meter.

Selisih pembacaan meter kWh = Penunjukan meter bulan ini - Penunjukan meter bulan lalu

Faktor Meter = Rasio CT x Rasio PT x Faktor Register

Contoh: Cara membaca alat ukur

A. Pelanggan Tegangan Rendah (TR) yang tidak memerlukan CT
(pelanggan dengan tarif: S2 - R1 - R2 -R3 - U1).

-Untuk tarif: S2 - R3 - U1:
Contoh:
Stand meter bulan ini : 07139
Stand meter bulan lalu : 06825
--------------------------------------------------
Selisih pembacaan stand meter : 314 (pemakaian kWh)

- Untuk tarif: R2 - R2
Contoh:
Stand meter bulan ini : 15762
Stand meter bulan lalu : 15493
---------------------------------------
Selisih pembacaan stand meter : 269 (pemakaian kWh total)

Pemakaian blok I = 60 jam x daya terpasang 1300 VA = 78 (kWh)
---------------------------------
1000

Pemakaian blok II = pemakaian total - pemakaian blok I = 191 (kWh)

B. Pelanggan Tegangan Rendah (TR) yang menggunakan CT
(pelanggan dengan tarif: S3 - R4 - U2)

Stand meter bulan ini = 70495
Stand meter bulan lalu = 68231
selisih pembacaan meter = 2264 x Faktor meter (CT)
= .......... Pemakaian kWh

C. Pelanggan TM dipasang kWh Meter merk Fuji tipe FF23HTI,
100v 5 A, 3 fase 4 kawat, dengan:

Trafo arus terpasang = 100/5 A, Rasio CT = 20
Trafo tegangan terpasang = 20.000/100 V, Rasio PT = 200
Faktor register = 1
Stand meter bulan ini : LWBP = 5.690 dan WBP = 2.516
Stand meter bulan lalu : LWBP = 5.600 dan WBP = 2.500

Jadi : Selisih pembacaan meter LWBP = 5.690 - 5.600 = 90
Selisih pembacaan meter WBP = 2.516 - 2.500 = 16

Maka: Pemakaian kWh LWBP = 20 x 200 x 1 90 = 360.000 kWh
Pemakaian kWh WBP = 20 x 200 x 1 16 = 64.000 kWh

Catatan:

-Bila pada meter kWh tidak tercantum adanya faktor register (konstanta), maka faktor register dianggap = 1
-Untuk pengukuran tegangan rendah (TR), tidak ada rasio PT


D. Pelanggan dipasang kWh Meter merk Mecoindo tipe A6C1, 3 fase
4 kawat, 25/5 A, P/S 20.000/V3/100/V3, 50 Hz, dengan:

Trafo arus terpasang = 100/5 A
Untuk kWh Meter jenis ini ada Arus Pengenal Meter 25/5 A, maka
rasio CT sebenarnya menjadi = 100/5 : 25/5 = 4 Meter jenis ini
dirancang untuk dipasang pada tegangan meneengah 20.000 VOLT,
jadi rasio PT tidak dihitung. Faktor register = 200

Stand meter bulan ini : LWBP = 08970 dan WBP = 03540
Stand meter bulan ini : LWBP = 07920 dan WBP = 03030

Jadi : Selisih pembacaan meter LWBP = 8970 - 7920 = 1050
Selisih pembacaan meter WBP = 3530 - 3030 = 510

Maka : Pemakaian kWh LWBP = 4 x 200 x 1050 = 840.000 kWh
Pemakaian kWh WBP = 4 x 200 x 510 = 408.000 kWh

E. Pembacaan pemakaian energi reaktif

Cara pembacaan dan perhitungannya sama dengan pembacaan kWh Meter.

Pemakaian kVARh = (Selisih pembacaan kVARh) x Faktor meter
Selisih pembacaan kVARh = Penunjukan kVARh bulan ini - Penunjukan kVARh bulan lalu
Faktor meter = Rasio CT x Rasio PT x Faktor register

Contoh:

1. Pelanggan h-3/TM, pengukuran TM dipasang kVARH merk Osaki tipe
OR91SH, 58/100 V, 5A, dengan:

Trafo arus (CT) terpasang = 125/5 A
Trafo tegangan (PT) terpasang = 20.000/100 V
Stand meter kVARh bulan ini = 7.860
kVARh bulan lalu = 6.750
Konstanta meter = 0,1
Faktor meter = 125/5 x 20.000/100 x 0,1 = 500
Selisih pembacaan kVARh = 7.860 - 6.750 = 1.110
Pemakaian kVARh = 1.110 x 500 kVARh = 555.000 kVARh

2. Pelanggan h-3/TM, pengukuran TM dipasang kVARh merk Enertec tipe C3V4ROU,
20.000/100, 5 A, 3 fase 4 kawat, dengan:

Trafo arus (CT) terpasang = 80/5 A
Trafo tegangan (PT) terpasang = 20.000/100 V
Stand kVARh Meter bulan ini = 3.349
bulan lalu = 124

kVARh Meter jenis ini mempunyai register = 10 dan dilengkapi dengan
PT yang sesuai dengan PT terpasang, sehingga:

Faktor meter = 80/5 x 10 = 160
Selisih pembacaan kVARh = 2.349 - 124 = 2.225
Pemakaian kVARh = 2.225 x 160 = 356.000 kVARh

F. Cara pembacaan pemakaian daya listrik

Pemakaian daya maksimum oleh pelanggan setiap bulannya

Meter jenis ini dipasang untuk mengetahui daya maksimum yang dipakai pelanggan tiap bulannya. Bila dipasang kW Max, maka hasil perhitungannya masih harus dibagi dengan faktor daya sebesar 0,85. Golongan pelanggan yang dipasangi alat ini adalah hotel (H-3) I5, dan industri Tanur Busur (I-4). kW Max atau kVA Max yang dipasang adalah dengan interval 15 menit. Yang dimaksud dengan istilah daya terukur maksimum dengan interval 15 menit adalah "Nilai daya terukur maksimum untuk tiap bulan sama dengan 4 (empat) kali nilai tertinggi dari kVA yang dipakai selama tiap 15 (lima belas) menit terus menerus dalam bulan tersebut".

Untuk saat ini kVA Max yang terpasang kebanyakan dari jenis yang menggunakan jarum penunjuk. Rumusnya dapat dituliskan:
Daya terukur = Penunjukan meter x Faktor meter
Faktor meter = CT terpasang : CT meter x PT terpasang x register

 Contoh:
Pelanggan Tanur Busur I-4/TM, pengukuran TM, dipasang MW Max merk
Enertec tipe A7A11, 3 fase 3 kawat, 50 Hz, 3 x 600/5A, 3 x 20.000/100
V, dengan:

Trafo arus terpasang = 300/5 A
Trafo tegangan terpasang = 20.000/100 V
Penunjukan meter = 20
Faktor register = 1
Faktor meter = 300/5 : 600/5 x 20.000/100 : 20.000/100 x 1 = 0,5
Daya terukur = 20 x 0,5 = 10 MW

1 komentar:

  1. terima kasih infonya, walau sungguh masih perlu di baca ulang ulang maklum masih awam. tapi mo minta tolong dalam kasus saya bgmn mas?
    saya pake install listrik B2 5500 watt
    dalam sebulan
    total pemakaian : 1.044 kWh
    stand lwbp : 50749 - 51793
    itu artinya apa yah mas?
    trus bisa ga yah dengan pemakaian segitu saya turunin lagi jadi 3300 watt/4400 watt? (jadi bukan 5500 watt lagi)
    soalnya biaya yg dikeluarkan besar sekali.
    mohon pencerahannya
    terima kasih.

    BalasHapus